June 17, 2025

“Translator is Traitor”: Antara Pengkhianatan dan Kesetiaan dalam Dunia Penerjemahan

0
TARANSLATOR IS A TRAITOR

Dalam sejarah, kita mengenal pepatah bahwa “Sejarah milik sang pemenang,” mengisyaratkan bahwa narasi sejarah sering kali ditulis oleh pihak yang berkuasa. Begitu pula dalam dunia penerjemahan, ada ungkapan terkenal “Translator is Traitor,” yang menyiratkan bahwa seorang penerjemah, tanpa disadari atau sengaja, bisa mengkhianati makna asli dari suatu teks. Ungkapan ini pertama kali dikenalkan oleh penyair dan filsuf Italia, Umberto Eco, yang menyoroti bahwa penerjemahan bukan sekadar mengubah bahasa, tetapi juga merombak konteks, emosi, dan pesan yang ingin disampaikan oleh penulis asli.

Penerjemahan adalah jembatan antara budaya, memungkinkan orang-orang dari berbagai latar belakang untuk memahami gagasan yang semula tertulis dalam bahasa asing. Namun, justru di sinilah letak paradoksnya: setiap kata yang diterjemahkan bisa mengandung subjektivitas dan interpretasi yang berbeda dari maksud awal. Misalnya, teks sastra yang kaya akan metafora dan konotasi emosional sering kali sulit disampaikan dengan presisi dalam bahasa lain. Bahkan dalam ranah politik dan sejarah, penerjemahan bisa mengubah narasi yang terkadang sengaja, kadang tidak sengaja sehingga merusak pesan aslinya.

Namun, apakah setiap penerjemah benar-benar “pengkhianat”? Tidak selalu. Penerjemah bertanggung jawab untuk menjaga keseimbangan antara kesetiaan terhadap teks asli dan kebutuhan audiens yang berbeda dalam bahasa target. Seorang penerjemah yang kompeten tidak hanya memahami kosa kata, tetapi juga nilai budaya serta konteks yang menyertai sebuah teks. Jika dilakukan dengan keahlian tinggi dan sensitivitas linguistik, penerjemahan justru bisa menjadi alat yang memperluas wawasan tanpa mengorbankan integritas karya aslinya.

Maka dari itu dilema antara kesetiaan dan pengkhianatan dalam penerjemahan tetap menjadi topik yang menarik untuk diperdebatkan. Penerjemahan yang baik bukanlah sekadar mentranskripsi kata-kata, tetapi sebuah seni untuk memahami dan menginterpretasikan makna dengan cermat. Oleh karena itu, sebelum kita menganggap penerjemah sebagai “pengkhianat,” kita perlu menyadari bahwa mereka adalah jembatan yang memungkinkan kita memahami dunia yang lebih luas, dengan segala kompleksitasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *