Kepergian Ciro Alves Setelah Dua Gelar Beruntun: Tantangan dan Peluang Baru bagi Persib ?


Ciro Alves bukan sekadar pemain asing biasa dalam tubuh Persib Bandung. Dalam dua musim
terakhir, ia menjelma menjadi simbol kekuatan lini depan, pemain yang tak hanya
menyumbangkan gol, tetapi juga etos kerja tinggi dan semangat juang yang menular kepada
rekan-rekannya. Dua gelar juara Liga 1 yang diraih Persib secara beruntun tidak lepas dari
kontribusi pentingnya.
Namun, kabar mengejutkan datang setelah musim 2024/2025 berakhir. Ciro Alves resmi
meninggalkan Persib. Bagi banyak pendukung setia, terutama Bobotoh, ini adalah kabar pahit.
Bagaimana mungkin pemain yang baru saja mengantarkan tim ke puncak kejayaan dua musim
berturut-turut justru memilih hengkang saat atmosfer kemenangan masih hangat?
Keputusan ini tentu menimbulkan banyak spekulasi. Apakah karena alasan pribadi? Apakah ada
perbedaan pandangan dengan manajemen atau pelatih? Ataukah Ciro merasa telah mencapai titik
maksimal bersama Persib dan ingin mencari tantangan baru? Jawaban pastinya hanya diketahui
oleh pihak internal klub dan Ciro sendiri. Namun dalam dunia sepak bola profesional, hal seperti
ini bukan sesuatu yang asing.
Meski demikian, yang perlu menjadi fokus bukanlah pada kepergiannya semata, melainkan
bagaimana klub merespons situasi ini secara cerdas dan strategis. Kepergian pemain penting
selalu menghadirkan dua sisi: kehilangan dan peluang. Di satu sisi, memang sulit
membayangkan lini depan Persib tanpa sosok seagresif dan seberani Ciro. Namun di sisi lain, ini
menjadi momen evaluasi menyeluruh tentang ketergantungan terhadap individu dalam sistem
permainan kolektif.
Manajemen dan pelatih kini ditantang untuk membuktikan bahwa kejayaan Persib bukan semata
ditopang oleh satu atau dua pemain, melainkan oleh sistem yang solid, strategi yang matang, dan
sinergi antarpemain. Jika tidak diantisipasi dengan baik, kepergian Ciro bisa menjadi celah yang
dimanfaatkan tim-tim pesaing untuk melemahkan dominasi Persib. Namun sebaliknya, bila
dijadikan sebagai momen restrukturisasi, ini bisa menjadi awal dari era baru yang lebih kokoh
dan berkelanjutan.
Pelatih harus mulai mencari pengganti yang tidak hanya setara secara teknis, tetapi juga mampu
menyatu dengan filosofi permainan Persib. Sementara itu, manajemen harus lebih serius dalam
membina pemain muda lokal yang berpotensi. Sebab, regenerasi sejati tidak hanya bergantung
pada transfer pemain luar, tetapi juga pembentukan karakter dari dalam klub.
Bagi para suporter, ini juga saatnya untuk tetap mendukung tim dengan penuh kesadaran bahwa
loyalitas terhadap klub tidak boleh diukur dari siapa yang bermain, tetapi dari semangat yang
dijaga bersama. Persib bukan hanya tentang individu, tetapi tentang warisan, sejarah, dan
kebanggaan kolektif.
Kepergian Ciro Alves memang menyisakan luka. Tapi setiap luka dalam dunia olahraga adalah
kesempatan untuk bangkit lebih kuat. Terima kasih atas perjuangan dan kontribusimu Ciro, See
You Legend 77. Kini saatnya Persib membuktikan bahwa mereka tetap besar, dengan atau tanpa
satu nama.