Puluhan Pemukim Israel Serbu Al-Aqsa, Militer Israel Hancurkan Rumah di Tepi Barat

Palestina, 28 April 2025 – Puluhan pemukim Israel menyerbu kawasan Masjid Al-Aqsa pada Senin pagi di bawah perlindungan ketat kepolisian Israel. Mereka memasuki area masjid melalui Gerbang Maroko dan melakukan ritual keagamaan provokatif di halaman suci umat Islam tersebut.
Aksi ini berlangsung setelah kelompok ekstremis Yahudi yang menamakan dirinya sebagai “Kelompok Kuil” menyerukan peningkatan penyerbuan ke Al-Aqsa melalui media sosial dalam rangka perayaan awal bulan dalam kalender Ibrani.
Di sisi lain, militer Israel memperluas operasi di Tepi Barat dengan menghancurkan lima rumah milik warga Palestina di Kota Idhna, sebelah barat Hebron. Salah satunya adalah milik keluarga Al-Jiyawi, dengan luas bangunan mencapai ratusan meter persegi.
Selain itu, pasukan Israel juga menyerbu Kamp Pengungsi Ain di Nablus, menggeledah sejumlah rumah, dan mengubah Gedung Al-Basyuni menjadi pos militer sementara. Tentara Israel dilaporkan membawa peta dan memotret rumah-rumah warga.
Serangan militer meluas hingga ke Kota Hebron, tujuh warga Palestina ditangkap dalam operasi penggerebekan. Operasi ini disertai tembakan yang membabi buta ke arah rumah penduduk, menyebabkan kerusakan material.
Di Betlehem, sejumlah siswa mengalami sesak napas akibat gas air mata beracun yang ditembakkan militer Israel di Kota Al-Khader saat mereka berangkat ke sekolah.
Menurut Otoritas Penentangan Tembok dan Permukiman, sepanjang bulan lalu, militer Israel melaksanakan 58 operasi penghancuran yang menargetkan 87 bangunan di berbagai wilayah Tepi Barat, termasuk rumah hunian, fasilitas pertanian, dan bangunan umum.
Serangan ini berlangsung bersamaan dengan agresi besar-besaran Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023, yang hingga kini telah menewaskan lebih dari 170 ribu warga Palestina, sebagian besar anak-anak dan perempuan, serta mengakibatkan lebih dari 11 ribu orang hilang.
Data Palestina mencatat, di Tepi Barat saja, serangan ini menyebabkan lebih dari 958 warga tewas dan hampir 7.000 orang mengalami luka-luka, dengan lebih dari 16.400 kasus penangkapan.