KURANGNYA INKLUSIFITAS TERHADAP DISABILITAS DI RUANG PUBLIK
Setiap warga selayaknya memiliki hak untuk menikmati fasilitas, termasuk dengan penduduk yang memiliki keterbatasan atau biasa disebut disabilitas. Sering kali, banyak masyarakat yang memandang disabilitas dengan sebelah mata. Penyandang disabilitas sering dijadikan sorotan para masyarakat ketika berada di jalan. Misalnya ketika sedang berada di mall banyak mata masyarakat yang menyoroti penyandang disabilitas dan menjadi sorotan para masyarakat. Padahal, penyandang disabilitas juga memiliki hak untuk berpergian ke mall misalnya, atau pun beraktivitas di ranah publik tanpa dipandang dengan sebelah mata. Di acara Cafe Humanity yang diselenggarakn oleh Jakatarub, salah satu penyandang disabilitas menjelaskan bahwasannya ia tidak suka dipandang orang lain dengan tatapan yang iba, yang menganggap kaum disabilitas tidak layak untuk melakukan berbagai hal. Karena sebenarnya, mereka pun ingin dipandang seperti layaknya manusia dengan umumnya tanpa melihat kekurangannya.
Salah satunya penyanyi Putri Ariani yang mempunyai keterbatasan dalam penglihatannya. Walaupun begitu, ia memiliki kelebihan dalam bernyanyi bahkan sampai ke ranah universal. Dari sini, tidak semua penyandang disabilitas hanya layak hidup di rumah tapi juga bisa berpenampilan di ranah publik. Bahkan, tidak semua penyanyi memiliki suara yang indah seperti suaranya.
Disamping itu, ternyata para disabilitas pun mempunyai penanganan yang berbeda-beda, ketika jatuh misalnya tidak semua orang membutuhkan pertolongan orang lain untuk mengangkat tubuhnya. Karena pada penyandang tertentu merasakan sakit ketika diangkat tubuhnya oleh orang lain. Seharusnya, ketika terjadi insiden tertentu sebaiknya ditanya dahulu apakah ia ingin dibantu atau tidak. Oleh karena itu, sebaagai masyarakat harus mempelajari cara pertolongan dari tiap penyandang disabilitas
Banyak trotoar di samping jalanan pun rusak oleh para warga. Trortoar yang biasanya diberi warna garis kuning, atau diberi jalur yang khusus untuk disabilitas malah disalahgunakan oleh warga. Banyak masyarakat yang menggunakan fasilitas itu untuk parkir sembarangan atau berjualan sehingga para penyandang disabilitas kesulitan untuk mengakses fasilitasnya. Di sampin itu, banyak fassilitas untuk disabilitas yang rusak dan belum dibenrakan. Misalnya trotoar yang rusak di jalanan yang membuat para disabilitas kesulitan untuk berjalan karena membahayakannya. Di samping itu, banyak trotoar yang dicat dengan niat untuk memperindah jalan tetapi bagi kaum disabilitas yang mempunyai keterbatasan dalam penglihatan, akan mengganggu penglihatannya ketika berjalan di trotoar tersebut. Seharusnya pemerintah lebih memperhatikan lagi fasilitas di jalanan dengan segera memperbaiki fasilitas-fasilitas yang rusak. Di samping itu Satpol PP setempat seharusnya lebih memperhatikan lagi jalanan setempat dan mengusir dengan tegas fasilitas publik yang disalahgunakan.