HILANGNYA AKAL, KURANGNYA AKHLAK
Dikatakan manusia itu diciptakan dengan sempurna dan sebaik-baiknya makhluk. Dengan statement itu manusia menganggap bahwa mereka itu lebih baik dari semua ciptaan sang maha kuasa. Yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah akal, kemampuan untuk berbicara dan tentunya sosialisasi antar sesama.
Namun, perlu diketahui bahwa akal saja tidak cukup untuk menutupi kemanusiaan dalam diri masing-masing. Karena jika akal tidak dikawal dengan baik itu akan menjadikan akal manusia sekedar kelebihan dan tidak beda dengan hewan atau makhluk lain. Maka dari itu perlu adanya kawalan dari diri manusia agar tetap menjadi sebenar-benarnya manusia, yang pastinya dengan adanya akhlak.
Mengapa manusia harus dikawal dengan akhlak? Pertanyaan yang klasik dan sering dipertayakan. Padahal mereka tahu akan hal tersebut dan tidak perlu jawaban dari orang lain, hanya perlu kepastian. Walaupun begitu jika tidak dikawal, maka apa bedanya manusia dengan hewan yang memiliki insting bertahan hidup. Memang ada bedanya, tetapi itu tidak bisa menjadikan perbedaan. Seperti halnya dikehidupan nyata, pada hari ini banyak sekali perilaku atau perbuatan yang melenceng dari kemanusiaan yang sebenarnya. Contohnya, “demi judi online, anak menjual harta milik orangtunya hingga terlilit hutang” dan “terlilit hutang, si korban bunuh diri”.
Contoh diatas menggambarkan bahwa betapa bobroknya akhlak manusia, tanpa adanya akhlak akal pun hilang. Ini yang harus awasi, banyak ornag-ornag diluar sana masih belum menggunakan akhlak sebagai perlindungan diri. Karena kita tahu akhlak bagaikan hijab atau pelindung untuk manusia agar tetap suci dan bersih. Jika tidak dipakai maka kotorlah jasmani dan ruhaninya, hingga membuat hilangnya akal sehat yang selalu dibanggakan oleh manusia.
Dalam islam kita diajarkan agar selalu berakhlak baik mau dimanapun dan kapanpun itu. Karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi pada diri kita jika tidak berakhlak baik. Pasti akan banyak kotoran yang akan menempel pada diri kita dan membuat jasmani dan ruhani kita tidak sehat. Maka banyak yang hilang akal itu dikatakan tidak sehat, karena akal dan jiwanya sudah rusak disebabkan kotoran-kotoran tadi yang tidak ditutupi dengan akhlak.
Maka dari itu, memperbaiki akhlak jauh lebih baik ketimbang jalan keluar yang sempit. Hanya dengan akhlak yang baik kita akan selalu terjaga dari segala sesuatu yang membahayakan diri kita hingga akal dan moral manusia akan selalu pada fitrahnya kembali.