Volume Kendaraan Yang Semakin Meningkat, Bundaran Cibiru Arah Cileunyi Menjadi Sasaran Macet

0

This image is taken from: https://miro.medium.com/v2/resize:fit:1100/format:webp/0*yZZCH1-eFsXy6JZW.jpg – https://ghifaryafa.medium.com/ – Prfmnews.com (2019)

Terkait peningkatan volume kendaraan dan kemacetan yang terjadi di Jalan Raya Cinunuk, Bandung, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan. Pertama, fenomena ini bukanlah hal baru di kota-kota besar seperti Bandung, terutama selama masa liburan atau perayaan tertentu seperti Idul Fitri. Peningkatan jumlah kendaraan menciptakan tantangan baru bagi para pengguna jalan, terutama dalam hal navigasi dan kesabaran.

Ketika melihat pengalaman Faisal yang bersama keluarganya hendak melakukan perjalanan ke Tanjungsari, Sumedang, terlihat bahwa pemahaman tentang pola kemacetan di area tersebut cukup mendalam. Dia memahami bahwa kemacetan terutama terjadi pada jam-jam sibuk atau hari kerja. Namun, kali ini kemacetan terjadi bahkan sejak siang hari, menunjukkan bahwa faktor-faktor tertentu, seperti arus mudik atau cuaca, mungkin mempengaruhi tingkat kemacetan yang lebih tinggi dari biasanya.

Perlu dicatat bahwa Jalan Raya Cinunuk tidak hanya menghubungkan Bandung dengan Cileunyi, tetapi juga dengan beberapa wilayah penting lainnya seperti Garut, Tasikmalaya, dan Cirebon, bahkan hingga Jawa Tengah dan Jawa Timur. Ini menunjukkan pentingnya jalan ini sebagai jalur utama bagi mobilitas penduduk di wilayah tersebut. Dengan demikian, setiap peningkatan volume kendaraan dapat memiliki dampak yang signifikan pada arus lalu lintas secara keseluruhan.

Hujan deras yang turun di area tersebut juga memperburuk situasi. Kondisi cuaca buruk dapat mengakibatkan penurunan kecepatan kendaraan, peningkatan risiko kecelakaan, dan kemacetan yang lebih parah. Namun, seperti yang diungkapkan oleh Hendra, ada pengendara yang tetap melanjutkan perjalanan mereka meskipun dalam kondisi macet dan hujan. Hal ini mengisyaratkan bahwa untuk sebagian orang, kemacetan tidak selalu dianggap sebagai penghalang utama dalam merencanakan perjalanan.

Imbauan dari Kanit Gakkum Satlantas Polrestabes Bandung, AKP Arif Saepul Haris, untuk berhati-hati dan mematuhi aturan lalu lintas sangatlah penting. Keselamatan harus tetap menjadi prioritas utama bagi semua pengguna jalan, terlepas dari situasi lalu lintas yang dihadapi. Dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya keselamatan dalam berkendara, diharapkan dapat mengurangi risiko kecelakaan dan meminimalkan dampak kemacetan yang terjadi.

Dalam konteks ini, penting untuk mempertimbangkan solusi jangka panjang untuk mengatasi masalah kemacetan di Jalan Raya Cinunuk dan jalan-jalan lainnya di sekitarnya. Ini mungkin termasuk peningkatan infrastruktur jalan, pengembangan transportasi publik yang lebih efisien, dan pengaturan lalu lintas yang lebih baik. Selain itu, perlu adanya upaya untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya kesadaran lalu lintas dan penggunaan transportasi yang lebih ramah lingkungan.

Namun demikian, penting untuk diingat bahwa kemacetan tidak selalu dapat dihindari sepenuhnya, terutama di kota-kota besar dengan jumlah kendaraan yang tinggi dan infrastruktur jalan yang terbatas. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan strategi yang holistik dan berkelanjutan untuk mengelola kemacetan, yang mencakup perencanaan transportasi yang lebih baik, penggunaan teknologi untuk mengoptimalkan lalu lintas, dan pendekatan berbasis masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya mobilitas yang berkelanjutan.

Dalam menghadapi tantangan kemacetan, kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil sangatlah penting. Bersama-sama, mereka dapat bekerja untuk mengidentifikasi solusi yang efektif dan mengimplementasikannya dengan baik. Selain itu, penting juga untuk terus melakukan evaluasi dan pemantauan terhadap keberhasilan dari setiap langkah yang diambil, sehingga dapat dilakukan perbaikan dan penyesuaian jika diperlukan.

Dari perspektif sosial, kemacetan juga dapat mempengaruhi kualitas hidup penduduk setempat. Waktu yang dihabiskan dalam kemacetan dapat mengurangi waktu yang dapat dihabiskan bersama keluarga atau untuk menikmati hobi dan aktivitas lainnya. Hal ini dapat menyebabkan stres dan ketidaknyamanan yang berkelanjutan bagi individu dan masyarakat secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting untuk mencari solusi yang tidak hanya mengurangi kemacetan, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup penduduk setempat.

Selain itu, kemacetan juga dapat berdampak negatif pada lingkungan. Emisi gas buang dari kendaraan yang terjebak dalam kemacetan dapat menyebabkan polusi udara yang lebih tinggi, yang berpotensi merusak kesehatan manusia dan lingkungan secara keseluruhan. Oleh karena itu, mengurangi kemacetan juga merupakan bagian dari upaya untuk melindungi lingkungan dan mendorong pembangunan yang berkelanjutan.

Selain itu, antrean kendaraan yang terjadi di setiap persimpangan jalan dan keluar masuknya kendaraan yang berasal dari pusat perbelanjaan, SPBU, dan restoran juga menjadi pemicu terjadinya kemacetan. Dilansir dari detikJabar, kepadatan mulai terpantau dari sekitar perbatasan antara Kota Bandung dan Kabupaten Bandung tepatnya di sekitar Bundaran Cibiru mengarah ke Cileunyi.

Antrean juga kembali terjadi di u-turn Cibiru Hilir, di mana kendaraan yang akan keluar dari Cibiru Hilir yang memiliki tujuan ke Cileunyi biasanya harus putar balik terlebih dulu. Sehingga kendaraan yang masuk dari arah persimpangan jalan Cibiru Hilir harus mengantre karena adanya kendaran milik warga sekitar yang keluar masuk.

Selain itu, di sepanjang jalan Cibiru arah Cileunyi juga terdapat dua titik pusat perbelanjaan. Akibat adanya keluar masuk kendaraan di pusat perbelanjaan tersebut juga mengakibatkan adanya pelambatan lalu lintas. Hal ini juga terjadi di SPBU dan di restoran sekitarnya.

Menurut Kasat Lantas Polresta Bandung, Kompol Mangku Anom ketika diwawancarai oleh JabarEkspress.com jalur yang dilintasi pengendara yakni Bundaran Cibiru-Cileunyi, memang kendaraannya selalu padat.

“karena faktor volume kendaraan terutama pada jam-jam sibuk dan weekend. Apalagi banyak persimpangan ke kompleks-kompleks perumahan dan sejumlah pusat-pusat perbelanjaan di jalur tersebut,”

Menurutnya, karena volume kendaraan dari sejumlah arah masuk ke jalur Bundaran Cibiru- Cileunyi , maka otomatis lintasan tersebut padat dan kerap macet sementara sarana jalan tidak berubah.

Diketahui, kemacetan yang terjadi kian parah di jalan tersebut selain karena bertambahnya volume kendaran dan banyaknya persimpangan juga karena sarana jalan di jalur tersebut juga tidak ada perubahan. Faktor lainnya juga karena tidak adanya akses alternatif untuk pengendara “jalan tikus” yang memadai, yaitu untuk meminimlisir kemacetan khususnya bagi kendaraan roda empat yang melintas di jalur Bundaran Cibiru-Cileunyi.

Kemacetan ini semakin di perparah apalagi pasca beroperasinya Tol Cisumdawu dan kereta cepat Whoosh yang stasiunnya di Tegalluar,Desa Cibiruhilir,Kecamatan Cikeunyi.

Terkait adanya keberadaan petugas parkir yang ada di setiap persimpangan atau biasa disebut “pak ogah” sebenarnya ini bukan hal yang baru. Dan ini sudah menjadi perhatian bagi para petugas Kasat Lantas. Pihaknya juga sudah sering memberikan pembinaan bagi para petugas parkir yang berada di persimpangan jalan. Pembinaan tersebut bertujuan agar tidak menimbulkan keresahan masyarakat. Mereka di berikan himbauan agar tidak memaksa masyarakat yang berkendara untuk memberikan upah. Agar pengguna jalan tidak merasa keberatan, maka sistem memberi uang ke pak ogah atau petugas parkir dengan seikhlasnya. Agar tidak ada istilah pemaksaan.

Author:

  • Muhammad Nouval Septiawan | 1215020128
  • Siti Khofifah | 1215020201
  • Suci Veramitha Apriani | 1215020206

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *