Usaha Perdamaian Palestina – Israel Melalui Perjanjian dan Perundingan

0

Konflik Palestina dan Israel telah lama terjadi. Bermula dari kejadian Holocaust sampai akhirnya memaksa bangsa Yahudi bermigrasi ke tanah perjanjian (Yerusalem) dan berusaha membuat negara sendiri dengan tidak melihat Bangsa Arab yang sudah menghuni tempat itu sejak lama. Dan sampai sekarang konflik itu masih terus terjadi.

Upaya-upaya dukungan yang digalakan dunia internasional terus digaungkan. Bukan tanpa alasan, tapi pendudukan Israel terhadap Palestina ini telah menimbulkan dampak yang buruk bagi perekonomian, pendidikan, dan kehidupan masyarakat palestina terutama anak-anak dan wanita yang selalu menjadi korban kekerasan Zionis.

Terhitung lebih dari setengah abad, berbagai upaya telah digalang untuk mengakhiri konflik antara Palestina – Israel ini, namun semuanya selalu berakhir di jalan buntu. Dan konflik terus terjadi. Biasanya provokasi dimulai oleh Zionis terhadap masyarakat muslim yang tengah beribadah di masjid al-Aqsa dan sering terjadi di bulan-bulan penting, seperti Ramadhan.

Dikutip dari berita Deutsche Welle, berikut usaha-usaha perjanjiandan perdamaian yang pernah digalangkan untuk konflik Palestina – Israel ini:

Perjanjian Camp David dan Perdamaian Israel –Mmesir, 1978-1979

Perundingan ini dimulai pada tahun 1978 di bawah penengahan Amerika Serikat (AS. Dengan bertenpat di Camp David, pada tanggal 26 Maret 1979, perjanjian ini ditandatangani oleh Presiden Mesir Anwar Sadat dan Perdana Menteri Israel Menachem Begin, melalui wakil penengahan AS Presiden Jimmy Carter.

Perjanjian Oslo I, 1993

Perjanjian ini dilakukan antara Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan ditandangani pada September 1993. Keputusan pada perjanjian tersebut menuntut pasukan Israel mundur dari Tepi Barat dan Jalur Gaza, dan otoritas sementara Palestina akan membentuk Pemerintahan Otonomi untuk masa transisi lima tahun. Kemudian kesepakatan kedua ditandatangani pada tahun 1995.

Pertemuan Puncak Camp David, 2000

Pertemuan ini digalakan oleh Presiden AS Bill Clinton pada tahun 2000. Bill Clinton mengundang Perdana Menteri Israel Ehud Barak dan Pemimpin Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Yasser Arafat ke Camp David untuk membahas masalah yang lebih rinci yaitu; perbatasan, keamanan, permukiman, pengungsi, dan status Yerusalem. Akan tetapi, tetap tidak terjadi kesepakatan di antara kedua belah pihak.

Prakarsa Perdamaian Arab dari KTT Beirut, 2000

Negosiasi yang dilakukan di Camp David diikuti dengan kegagalan-kegagalan perjanjian lain seperti; pertemuan di Washington, Kairo, dan Taba, Mesir – dengan tanpa hasil. Setelah kegagalan itu, Liga Arab mengusulkan Prakarsa Perdamaian Arab di Beirut pada Maret 2002. Prakarsa itu memaksa Israel untuk menarik diri ke perbatasan sebelum tahun 1967 dengan imbalannya negara-negara Arab akan mengakui kedaulatan Israel.

Peta Jalan Kuartet Timur Tengah, 2003

AS, Uni Eropa, Rusia, dan PBB bekerja sama sebagai Kuartet Timur Tengah untuk mengembangkan peta jalan menuju perdamaian. PM Palestina saat itu, Mahmoud Abbas, menerima teks tersebut, namun mitranya dari Israel, Ariel Sharon, keberatan. Peta jalan itu memuat tentang solusi dua negara Sayangnya, hal itu tidak pernah dilaksanakan.

Prakarsa Perdamaian Trump, 2020

Prakarsa yang dirancang oleh Presiden AS Donald Trumo ini menuntut warga palestina menerima pemukiman Yahudi di kawasan Tepi Barat yang diduduki Israel. Warga palestina menolak rancangan ini.

Konflik Palestina – Israel kembali berkobar pada tahun 2021, dan kembali parah pada tahun 2023 ketika masyarakat muslim tengah melaksanakan sholat Tarawih di masjid al-Aqsa.

Editor : Afika Mulhaladika

Sumber: https://www.dw.com/id/beranda/s-11546 , https://www.nu.or.id/internasional/riwayat-6-perjanjian-dan-prakarsa-damai-palestina-israel-yang-gagal-spD84 , https://www.aljazeera.net/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *