LIBYA DICURIGAI TERLIBAT DALAM SERANGAN DRONE DI TIMUR

0
Source: pinterest.com/dailymail

Dilansir dari African News – Pemerintah Libya yang berbasis di Tripoli pada hari Jumat membantah terlibat dalam serangan drone (pesawat tak berawak) terhadap pangkalan yang digunakan oleh kelompok paramiliter Rusia Wagner. Serangan itu telah dilaporkan oleh sumber militer di kamp timur negara yang terpecah tersebut.

Sumber militer, yang meminta namanya dirahasiakan, mengatakan kepada AFP bahwa serangan drone “yang tidak diketahui asalnya” telah menargetkan pangkalan udara al-Kharrouba pada Kamis malam, 150 km tenggara Benghazi (timur), di mana “elemen kelompok Wagner diyakini berdasarkan”.

Situs-situs berita mengaitkan serangan itu dengan angkatan bersenjata pemerintah yang diakui PBB di Tripoli. Angkatan Bersenjata ini masih diperdebatkan legitimasinya oleh kubu saingan di Libya timur.

Baca Juga : Aksi Pembakaran Al_Qur’an di Swedia Telah Menyulut Amarah Warga Iran

“Kami terkejut dengan laporan (…) serangan yang dilakukan oleh pesawat kami terhadap pangkalan di Libya timur”. Kata Kementerian Pertahanan pemerintah persatuan nasional, dikutip pada hari Jumat oleh saluran al-Massar.

“Tidak satu pun dari pesawat kami yang menargetkan situs mana pun di wilayah timur”. Kata Jenderal Mohamad al-Haddad, Kepala Staf angkatan bersenjata di Libya barat, dikutip Addresslibya.

Informasi semacam ini, katanya, “bertujuan untuk menghidupkan kembali perang antara saudara Libya dan melibatkan Libya dalam konflik regional”.

Kenapa Libya Dicurigai Keterlibatannya Terhadap Serangan Drone?

Libya berada dalam cengkeraman krisis politik besar sejak jatuhnya rezim Muammar Gaddafi pada 2011, yang dirusak oleh perpecahan antara Timur dan Barat serta campur tangan asing.

Dari April 2019 hingga Juni 2020, Khalifa Haftar, orang kuat di kubu timur Libya, menggunakan pejuang Sudan, Nigeria, dan Suriah. Tetapi terutama tentara bayaran dari Wagner, dalam usahanya yang gagal untuk merebut ibu kota Tripoli.

Kegagalan ini diikuti pada Oktober 2020 dengan perjanjian gencatan senjata, yang kepatuhannya diawasi oleh komisi militer yang terdiri dari lima perwira dari masing-masing pihak.

Sejak itu, ratusan anggota Wagner tetap aktif di timur. Tepatnya mereka pernah terihat di area terminal minyak, dan di selatan Libya setelah beberapa pasukan mereka berangkat ke Mali atau Ukraina untuk berperang bersama tentara Rusia.

Editor : Rizki Kamaludin

Sumber : African News, Al-Massar, dan AddressLibya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *