Lagi dan Lagi, Reformasi Peradilan Mengemukakan Kembali, dan Mengumumkan Langkah-langkah Praktisnya
Israel – 18/06/2023, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan, Minggu, bahwa dia akan mulai mengambil langkah-langkah praktis yang “diperhitungkan” minggu ini untuk mereformasi peradilan , menyalahkan para pemimpin oposisi atas kegagalan pembicaraan yang bertujuan mencapai solusi.
Ini terjadi pada awal pertemuan mingguan pemerintahannya, dan sehubungan dengan demonstrasi yang terus berlanjut yang menolak rencana untuk “mereformasi peradilan” selama 24 minggu berturut-turut, menurut surat kabar Ibrani, Yedioth Ahronoth.
Netanyahu berkata: “Kami akan memulai (dalam koalisi pemerintah) minggu ini dengan langkah-langkah praktis untuk mereformasi sistem peradilan.”
Dia menambahkan bahwa langkah-langkah ini akan diambil dengan “bertanggung jawab dan disengaja”, tetapi “sesuai dengan mandat yang kami peroleh”, mengacu pada kemenangan partai sayap kanan yang membentuk pemerintahannya dalam pemilihan terakhir yang berlangsung di Desember 2022.
Netanyahu merujuk pada sesi Knesset (Parlemen) Rabu lalu, ketika koalisi mencoba menghalangi pemilihan perwakilan Komite Seleksi Hakim, bertentangan dengan pemahaman dengan oposisi, tanpa mampu melakukannya.
Akankah demonstrasi menentang Netanyahu kembali?
Sebagai tanggapan, Lapid tweet mengancam: “Jika Netanyahu melakukan kudeta otoriter sepihak seperti yang dia katakan, dia akan menemukan dirinya perdana menteri kurang dari setengah rakyat Israel, dengan kurang dari setengah ekonomi, kurang dari setengah keamanan
Kementerian Luar Negeri Palestina mengutuk keputusan ini, menggambarkannya sebagai eskalasi berbahaya untuk menyelesaikan pencaplokan Tepi Barat.
Kementerian menyerukan tindakan internasional dan Amerika yang nyata dan tekanan pada pemerintah Israel untuk mencegahnya menerapkan keputusan ini, selain memaksanya untuk menghentikan tindakan unilateral ilegal yang merusak peluang untuk menerapkan prinsip solusi dua negara, the resolusi legitimasi internasional dan perjanjian yang ditandatangani.
Pada gilirannya, seorang pejabat Palestina mengumumkan hari ini, Minggu, bahwa Otoritas Palestina memutuskan untuk memboikot pertemuan bilateral dengan Israel yang dijadwalkan pada hari Senin, sebagai protes terhadap perluasan pemukiman.
“Kami memutuskan untuk memboikot pertemuan Komite Ekonomi Tinggi antara kedua pihak, yang dijadwalkan diadakan besok,” kata Hussein Sheikh, Sekretaris Komite Eksekutif PLO dan Menteri Urusan Sipil Palestina, dalam sebuah pernyataan.
Al-Sheikh menyatakan bahwa ini datang sebagai tanggapan atas “keputusan pemerintah Israel untuk mempercepat tahap pertumbuhan pemukiman di Tepi Barat dan memberi wewenang kepada Menteri Bezalel Smotrich untuk meratifikasi ini.
Editor : Khairani Nurfadhilah
Sumber Berita : aljazeera.id dan alaraby.com