March 24, 2025

JOE BIDEN MENCOBA MENJAUHKAN PANGERAN SAUDI DARI PENGARUH CHINA

0
Foto: BANDAR AL-JALOUD/AFP via Getty Images

Presiden AS, Joe Biden merasa terancam oleh penguasa de facto Arab Saudi yang ambisius dan impulsif, Putra Mahkota Mohammed bin Salman. Mengingat bahwa tahun lalu Saudi memihak dengan Rusia untuk memangkas produksi minyak yang dikhawatirkan Biden akan meningkatkan inflasi domestik.

Biden mengatakan kepada Arab Saudi akan ada “konsekuensi” atas keputusan mereka, menggemakan retorika jejak kampanye di mana dia telah berjanji untuk menjadikan putra mahkota sebagai “pariah” atas pembunuhan pembangkang Jamal al-Khashoggi.

Inti dari strategi diplomatik Putra Mahkota adalah keyakinan bahwa kekuatan global AS dan komitmen Washington DC terhadap Timur Tengah semakin berkurang. Untuk itu, Saudi berusaha memperluas aliansinya. Mereka menarik diri dari AS, semakin dekat dengan kekuatan saingan termasuk Rusia dan China. Memperkuat hubungan dengan China, terlepas dari kekhawatiran yang ditimbulkannya di Washington DC.

Menurut Wall Street Journal, Putra Mahkota percaya bahwa dengan mempermainkan negara adidaya satu sama lain, dia akan berhasil mengamankan konsesi berharga dari AS di bidang-bidang seperti teknologi nuklir.

Terlepas dari itu, keputusan Mohammed bin Salman untuk mendekat ke China – saingan utama AS tingkat global – telah mengubah sikap para petinggi di Washington, dan tampaknya Joe Biden telah merubah rencananya.

Giorgio Cafiero, konsultan CEO Gulf State Analytics yang berbasis di Washington DC mengatakan kepada Insider, Selasa (9/5/2023), “Bagi pemerintahan Biden, menantang pengaruh China yang selalu meningkat di Timur Tengah dan bagian dunia lainnya adalah prioritas tinggi”.

Strategi Apa yang Akan Dilakukan Joe Biden?

Minggu lalu, Biden mengutus Jake Sullivan selaku penasihat keamanan menuju Arab Saudi, untuk berdiskusi dengan para pejabat di sana. Dia adalah pejabat AS paling terkemuka yang mengunjungi kerajaan sejak Biden sendiri melakukan perjalanan pada musim panas lalu.

Potret Joe Biden bersama Jake Sullivan. Foto: Official White House by Adam Schultz

Dalam indikasi dinamika kekuatan yang berubah dengan cepat di kawasan itu, Sullivan menawarkan investasi infrastruktur yang menguntungkan bagi Saudi. Hal tersebut dimaksudkan guna meningkatkan perhubungan kereta api dan pelabuhan di negara-negara Teluk dan India. Notabenenya, kawasan tersebut merupakan salah satu kawasan dengan progres ekonomi pertumbuhannya tercepat di dunia.

“Ini merupakan bagian dari upaya yang dipimpin AS untuk melawan Beijing. Amerika Serikat mungkin tidak selalu mengatakannya secara langsung, tetapi semua orang tahu bahwa itulah masalahnya,” ucap Cafiero.

Cafiero menambahkan bahwa pemerintahan Biden mengambil pandangan optimis tentang pemulihan hubungan Saudi-Iran yang ditengahi China. Harapannya stabilitas regional yang lebih luas akan menguntungkan semua orang. “Beberapa pejabat di Washington merasa terancam oleh fakta bahwa China, memainkan peran ini dalam pemulihan hubungan diplomatik Saudi-Iran tahun ini,”.

Baca juga : Konsolidasi Saudi-Iran di Tiongkok Berhasil Mengakhiri Konflik Yaman

Rencana China Dan Arab Saudi Sebagai Negara Kemitraan

China adalah negara dengan ekonomi terbesar kedua dunia, dan Saudi sedang mencari triliunan investasi sebagai usaha diversifikasi ekonomi dari bahan bakar fosil. Saat ini China mencetak kemenangan besar dalam upayanya untuk menggantikan AS sebagai ‘juragan’ kekuasaan kawasan itu.

Tahun lalu, Mohammed bin Salman dan Xi Jinping sepakat untuk memperdalam kerja sama mereka di berbagai masalah ekonomi dan keamanan. China telah banyak berinvestasi dalam infrastruktur di Timur Tengah sebagai bagian dari inisiatif “Belt and Road”.

Selain itu, Pentagon baru-baru ini tidak sengaja menunjukkan rencana pemerintah China untuk membangun pangkalan militer di UEA. Rencana tersebut tetap berjalan meskipun ada keberatan dari pejabat AS.

China mencetak kemenangan besar dalam upayanya untuk menggantikan AS sebagai pialang kekuasaan kawasan itu pada bulan Maret ketika merundingkan kesepakatan damai antara musuh lama Arab Saudi dan Iran.

Editor: Rizki Kamaludin

Sumber Berita: Insider dan Wall Street Journal

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *