KONSOLIDASI SAUDI-IRAN DI TIONGKOK BERHASIL MENGAKHIRI KONFLIK YAMAN
Pada Kamis (6/4/2023), para diplomat Arab Saudi dan Iran bertemu kembali untuk pertama kalinya sejak putusnya hubungan diplomatik keduanya tahun 2016. Pertemuan tersebut diselenggarakan di Beijing, Tiongkok yang membahas kesepakatan konsolidasi Saudi-Iran untuk memulihkan kembali hubungan diplomatik keduanya sebagai upaya terciptanya perdamaian dunia.
Official Twitter Iran memposting foto dan video Penasihat Keamanan Nasional Tertinggi Iran Ali Shamkhani berjabat tangan dengan Penasihat Keamanan Nasional Arab Saudi Musaad bin Mohammed al-Aibani sementara diplomat senior Tiongkok, Wang Yi berdiri di antara mereka.
Konsolidasi Saudi-Iran dan peran Tiongkok sebagai mediator telah membuktikan terobosan bagi stabilitas dunia. Iran dan Saudi setuju untuk melanjutkan kerjasama, membuka kembali kantor kedutaan, dan memfasilitasi visa untuk masyarakat agar dapat saling berkunjung kembali ke dua negara tersebut.
Dilansir dari CNBC Indonesia – Wang Yi mengatakan Tiongkok akan terus berperan konstruktif dalam menangani isu-isu politik dan menunjukkan tanggung jawabnya sebagai negara yang menciptakan perdamaian. Dia menambahkan bahwa sebagai mediator, Tiongkok telah berhasil memenuhi tugasnya untuk menjadi tuan rumah dialog yang baik dan dapat diandalkan.
Baca juga : Bank Dunia Memberikan 7 Miliar Kepada Mesir Sebagai Bentuk Kerja Sama Baru
Apa Yang Melatarbelakangi Ketengangan Saudi-Iran?
Adapun sebagai pengingat, konflik geopolitik antara Iran dan Arab Saudi sudah berlangsung puluhan tahun. Kemudian memanas pada tahun 2016 ketika Arab Saudi mengeksekusi seorang Ulama Syi’ah Iran. Hal ini memantik amarah masyarakat Iran yang kemudian disusul oleh aksi massa yang protes dengan menyerang kedutaan Arab Saudi di Teheran, Iran.
Sejak saat itu, keduanya memutuskan hubungan diplomatik, dan selalu beroposisi di banyak konflik Timur Tengah. Contohnya, ketika terjadi konflik di Yaman yang melibatkan aksi pemberontakan. Pihak pemberontak Houthi didukung oleh Teheran sementara koalisi militer pemerintahan Yaman mendapatkan dukungan dari Riyadh.
Apa Dampak yang Dihasilkan dari Konsolidasi Saudi-Iran?
Pada akhirnya, Konsolidasi Saudi-Iran nampaknya membawa angin segar bagi dunia Timur Tengah. Sebab dampak baik yang muncul pertama kali adalah berakhirnya konflik di Yaman sebagai buah dari perjanjian damai ini. Dilansir dari Al-Mayadeen – Bahwa Riyadh telah menginformasikan Dewan Presidensial Yaman tentang keputusannya untuk mengakhiri perang dan menutup kasus pemberontakan ini selama-lamanya.
Tiongkok sebagai tuan rumah dialog juga mendapatkan posisi yang baik dari peristiwa ini. Robert Mogielnicki mengatakan kepada Al-Jazeera, Jum’at (7/4/2013), Tiongkok berkesempatan untuk mendekati Iran guna menjaga hubungan dan stabilitas kawasan. Ini wajar mengingat Saudi dan Iran adalah pemasok utama yang mengimpor energi bagi Tiongkok.
Akan sangat berbahaya bagi Tiongkok apabila pendekatan konsolidasi ini dilakukan oleh negara lain, seperti Amerika Serikat. Jika Amerika Serikat berhasil mendekati Saudi dan Iran secara diplomatis, maka stabilitas kawasan bisa mengancam proses impor ke Tiongkok. Maka strategi Tiongkok sebagai tuan rumah konsolidasi disini cukup berhasil ‘mengamankan’ kelangsungan negaranya.
Editor: Rizki Kamaludin
Sumber Berita: CNBC Indonesia, Al-Mayadeen, dan Al-Jazeera.